Saturday, February 26, 2011

Pengolahan Limbah Padat (Solid Waste)

Menurut RCRA (Resource Conservation Recovery Act) solid waste tidak selalu dalam fase padat menurutnya semua limbah yang tidak dialirkan ke saluran pembuangan dikategorikan limbah padat. Ada juga yang bentuknya padat tetapi tidak termasuk solid waste (ex: limbah radioaktif, produk kertas) sehingga tidak diatur dengan peraturan solid waste tetapi ada komisi tersendiri yang mengaturnya seperti komisi yang mengatur tentang radioaktif.

Penimbunan (Landfill)
Cara yang paling sederhana untuk menangani limbah buangan padat dengan biaya rendah adalah ditimbun dalam tanah. Limbah yang tidak bisa diolah di buang ke suatu tempat yang dikenal dengan landfill. Di dalam landfill, jasad renik fakultatif dan anaerobic menyerang campuran yang organik pada limbah. Ada beberapa permasalahan dengan limbah buangan dalam landfills. Dengan embun yang cukup dan kondisi-kondisi lingkungan lain baik, isi organik dari landfill mengalami pembusukan lambat, masa pembusukan anaerobic 30-50 tahun. Selama periode ini, landfill pelan-pelan surut, dan gas metana diproduksi. Limbah menyebabkan berbagai masalah estetis dan kesehatan masyarakat, menarik binatang pengerat dan serangga, dan beresiko kebakaran.

Pengomposan (Composting)
Menurut J.H. Crawford (2003) kompos didefinisikan sebagai berikut: Kompos adalah hasil dekomposisi parsial (tidak lengkap), yang prosesnya dipercepat secara artifisial dari campuran bahan-bahan organik oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik.
Menurut SNIT-13-1990-F tentng Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, pengomposan didefinisikan sebagai sistem pengolahan sampah organik dengan bantuan mikroorgnisme sehingga terbentuk pupuk organis (pupuk kompos). Sedangkan menurut Wahyono (2005) yang menyatakan bahwa pengomposan didefinisikan sebagai proses dekomposisi sampah organik oleh mikroorganisme dalam kondisi aerobik terkendali menjadi produk kompos.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengomposan antara lain: Rasio C/N, Ukuran paartikel, Aerasi, Porositas, Kandungan air atau kelembaban (Moisture content), Suhu atau temperatur, pH, Kandungan hara, dan Kandungan bahan-bahan berbahaya.

Gambar 1. Proses Umum Pengomposan Limbah Padat Organik
(dimodifikasi dari Rynk, 1992)

Tabel Organisme yang terlibat dalam proses pengomposan


Mikroba-mikroba yang terdapat di dalam kompos diakui memiliki manfaat yang sangat baik bagi tanah maupun tanaman. Namun, mikroba ini tersedia dalam jumlah yang relatif sedikit dan tidak seragam. Mikroba-mikroba yang bermanfaat bagi tanaman dapat ditambahkan dari luar untuk memperkaya dan meningkatkan kualitas kompos. Mikroba yang sering dimanfaatkan adalah:
• mikroba penambat nitrogen : Azotobacter sp, Azosprilium sp, Rhizobium sp.
• mikroba pelarut P dan K : Aspergillus sp, Aeromonas sp.
• mikroba agensia hayati : Metharhizium sp, Trichoderma sp.
• mikroba perangsang pertumbuhan tanaman : Trchoderma sp, Pseudomonas sp,
Azosprilium sp.
• Fecal coli maksimum 1000 MPN/gr
• Salmonella sp. maksimum 3 MPN/4 gr

Proses pengomposan tergantung pada :
1.Karakteristik bahan yang dikomposkan
2.Aktivator pengomposan yang dipergunakan
3.Metode pengomposan yang dilakukan

Metode atau teknik pengomposan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat teknologi yang dibutuhkan, yaitu:
1.Pengomposan dengan teknologi rendah (Low-Technology)
2.Pengomposan dengan teknologi sedang (Mid-Technology)
3.Pengomposan dengan teknologi tinggi (High-Technology)

Pengomposan dengan teknologi rendah
Teknik pengomposan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Windrow Composting. Kompos ditumpuk dalam barisan tumpukan yang disusun sejajar. Tumpukan sevcara berkala dibolak-balik untukk meningkatkan aerasi, menurunkan suhu apabila suhu terlalu tinggi, dan menurunkan kelembaban kompos. Teknik ini sesuai untuk pengomposan sala yang besar. Lama pengomposan berkisar antara 3 hingga 6 bulan, yang tergantung pada karakteristik bahan yang dikomposkan.


Gambar Pengomposan dengan Teknik Windrow Composting

Pengomposan dengan teknologi sedang
Pengomposan dengan teknologi sedang antara lain, adalah:
•Aerated static pile : gundukan kompos diaerasi statis
Tumpukan/gundukan kompos (seperti windrow system) diberi aerasi dengan menggunakan blower mekanik. Tumpukan kompos ditutup dengan terpal plastik. Teknik ini dapat mempersingkat waktu pengomposan hingga 3-5 minggu.


Gambar Aerated Static Pile

•Aerated compost bins : bak/kotak kompos dengan aerasi
Pengomposan dilakukan di dalam bak-bak yang di bawahnya diberi aerasi. Aerasi juga dilakukan dengan menggunakan blower/pompa udara. Seringkali ditambahkan pula cacing (vermikompos). Lama pengomposan kurang lebih 2-3 minggu dan kompos akan matang dalam waktu 2 bulan.


Gambar Aerated compost bins

Pengomposan dengan teknologi tinggi
Pengomposan dengan menggunakan peralatan yang dibuat khusus untuk mempercepat proses pengomposan. Terdapat panel-panel untuk mengatur kondisi pengomposan dan lebih banyak dilakukan secara mekanis. Contoh-contoh pengomposan dengan teknologi tinggi antara lain :
•Rotary Drum Composters
Pengomposan dilakukan di dalam drum berputar yang dirancang khusus untuk proses pengomposan. Baahan-bahan mentah dihaluskan dan dicampur pada saat dimasukkan ke dalam drum. Drum akan berputar untuk mengaduk dan memberi aerasi pada kompos.


Gambar Rotary Drum Composters

•Box/Tunnel Composting System
Pengomposan dilakukan dalam kotak-kotak/bak skala besar. Bahan-bahan mentah akan dihaluskan dan dicampur secara mekanik. Tahap-tahap pengomposan berjalan di dalam beberapa bak/kotak sebelum akhirnya menjadi produk kompos yang telah matang. Sebagian dikontrol dengan menggunakan komputer. Bak pengomposan dibagi menjadi dua zona, zona pertama untuk bahan yang masih mentah dan selanjutnya diaduk secara mekanik dan diberi aerasi. Kompos akan masuk ke bak zona kedua dan proses pematangan kompos dilanjutnya.


Gambar Box/Tunnel Composting System

•Mechanical Compost Bins
Sebuah dum khusus dibuat untuk pengomposan limbah rumah tangga.


Gambar Mechanical Compost Bins dan pengoperasiannya

Proses pupuk kompos diaktifkan oleh mesophilic heterotroph. Kenaikan temperatur disebabkan oleh bakteri yang bersifat thermophilic. Bakteri Thermophilic yang terkemuka di dalam proses pupuk kompos adalah Bacillus stearothermophilus, Thermomonospora sp, Thermoactinomyces sp, dan Clostridium thermocellum. Jamur yang penting di dalam proses pupuk kompos yang termofilik adalah Geotrichum candidum, Aspergillus fumigatus, Mucor pusillus, Chaetomium thermophile, Thermoascus auranticus, dan Torula thermophila.

Thursday, May 20, 2010

Encephalitis (Radang Otak)

Radang otak biasanya berada diberbagai tempat. Radang otak ini bisa sembuh dengan tidak meninggalkan parut, tetapi kadang-kadang dapat menyebabkanpengkisutan. Radang ini menular ke tempat yang berada di dekatnya melalui aliran darah dengan gejala-gejala demam, muntah-muntah, letargi, neuralhia, lumpuh, dan sebagainya. Gejala ini tergantung pada sarang radang di dalam otak.

Macam-macam Enchapalis :
1.Acute disseminate Encephalitis
2.Economo’s Encephalitis
3.Equine Encephalitis
4.Hemorrharic Encephalitis
5.Encephalitis dimana jadi radang otak dengan bercak-bercak perdarahan dan eksudat perivaskular.
6.Herpes Encephalitis, Disebabkan oleh virus herpes yang ditandai oleh nekrosis hemorogik lobus temporal dan frontalis.
7.HIV Encephalitis
8.Japanese Encephalitis, penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh orbo virus yang ditularkan oleh binatang melalui gigitan nyamuk dan menimbulkan ganguan pada susunan syaraf pusat yaitu pada otak, sum-sum tulang belakang dan selaput otak.
9.La Crosse Encephalitis, disebabkan oleh virus La Crosse, ditularkan aedestriseriatus terutama pada anak-anak.
10.Lead Encephalitis
11.Post Infection Encephalitis
12.Post Vaccinal Encephalitis
13.St Lois Encephalitis, penyakit virus yang pertama kali di Illinois pada tahun 1932, biasanya ditularkan melalui nyamuk
14.Letharagic Encephaliti, bentuk Encephalitis endemic yang ditandai dengan peningkatan kelesuan, apatis dan rasa nyantuk.
15.Tickborre Encephalitis
Bentuk Encephalitis epedimika yang biasanya disebarkan melalui gigitan sengkenit yang terinfeksi plavirus, kadang-kadang disertai dengan perubahan degeneratif pada orang lain.

Encephalitis Acuta Pada Anak-Anak
Penyakit ini –biasanya menyerang anak yang berumur antara 1-4 tahun , dengan gejala pusing, tidak enak badan dan demam. Kadang-kadang yang disertai dengan muntah-muntah dan kejang. Keadaan ini berlangsung kadang-kadang dampai 3 minggu. Sesudah itu demamnya hilang tetapi ia menjadi lumpuh. Biasanya angota gerak itu panjang sebelah dengan lengannya lebih panjang dari tungkainya. Pergerakannya sedikit saja dan tubuhnya tertinggal, reflek urat tinggi dankadang-kadang kelihatan kontraktur. Otot-otot lisut, perasaannya tidak tergangu. Kalu anak-anak itu berjalan, kelihatan ia menggerakkan lengan yang panjang itu tidak berketentuan. Anak-anak itu kelak sering mendapatkan penyakit sawam. Keadaan yang seperti ini kelihatan juga sesudah campak, scarlatina, pneumia, influenza, batuk rejan.

Encephalitis Epidemica
Pada zaman dahulu penyakit ini dinamakan Encephalitis lethargica. Hama penyakit ini belum diketahui, tetapi mungkin disebabkan melalui kelinci dan tikus. Virus ini mempunyai daya tahan yang sangat besar danterdapat dalam jaringan otak, liquor cerebrospinalis, dalam selaput rongga hidung dan tekak serta air ludah. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia denganmelalui selaput hidung dan tekak. Penyakit dimulai dengan adanya demam, sakit pada sendi, sakit kepala. Pusing, mengigil. Setelah itu timbul tanda-tanda sakit otak, yang salah satunya adalah tagih tidur (letargi). Selain itu juga terjadi ptosis (kelopak mata atas jatuh ke bawah oleh sebab terlalu panjang), pergerakan biji mata terganggu dan nystagmus (matanya bergetar).
Terkadang pikiran orang tersebut kacau dan gelisah.lama penyakit ini sampai berbulan-bulan dankadang-kadang bertambah parah yang disebabkan oleh pneumia atau keadaan badanya yang bertambah lemah, sehingga penyakit ini bisa menahun. Sesudah masa latergi maka terjadi masa parkinsonisme, dengan ciri-ciri pergerakan sedikit danlambat, badannya menyondong, hipersalivasi, penglihatan terganggu dan lain-lain.

Encephalitis haemorrhagica acuta pada orang dewasa.
Penyakit ini banyak dijumpai pada wabah influenza. Dengan tanda-tanda sakit kepala, pinsan, sewaktu demam tinggi serta bisa meninggal. Selain itu juga pikirannya kacau, buta sebelah, tetapi hanya beberapa hari/minggu, setelah itu keadaanya baik kembali.

Japanese Encephalitis
Yaitu penyakit akut ygdisebabkan oleh arbovirus yang ditularkan oleh binatang melalui gigitan nyamuk dan menimbulkan gangguan pada susunan syaraf pusat yaitu pada otak, sumsum tulang dan selaput otak. Penyebab penyakit ini adalah virus Japanese Encephalitis (Virus JE) yaitu flavirus yang termasuk arbovirus grup B sehingga tergolong dalam virus RNA yang dan dapatmempunyai selubung (enveloped virus) berukuran 35-40 m dibiakkan di dalam berbagai macam kultur jaringan misalnya embrio anak ayam, jaringan kelinci, tikus, manusia dan kera.
Virus JE merupakan penyebab penyakit zoonosis yang terutama menginfeksi binatang akan tetapi dapat ditularkan pada manusia. Babi merupakan sumber utama penularan meskiupun kuda, sapi, kerbau, anjing dan burung mungkinjuga berperan dalam penularan JE manusia.

Penyakit zoonosis yang sumber utamanya adalah babi, yang ditularkan dari babi dan dari babi ke manusia oleh nyamuk Culex Tritaeniorhynchus dan Culex Vishraei serta nyamuk Culex Gelidus, nyamuk tersebut berkembang biak di sawah-sawah dan kolam yang dangkal. Nyamuk ini sesudah menghisap darah binatang yang mengandung virus akan berkembang menjadi infektif dalam waktu 9-12 hari. Di Indonesia ketika spesies nyamuk tersebut yang senang menghisap darah manusia di sampingdarah babi. Penyakit ini teruama menyerang anak-anak usia sekolah terutama anak umur 2-5 tahun, meskipun orang dewasa juga dapat diserang.

Penyebab
Encephalitis disebabkan oleh virus berikut ini :
1. virus arbo (arthropod-borne) yang mencakup virus equine dan west niie
2. enterovirus yang mencakup ECHO, COMCACHIE A dan B serta poliovirus.
3. Paramyxovirus (mumps)
4. Herpes virus
5. virus rabies

Gejala
1. Demam
2. Muntah-muntah
3. Enek
4. Susah tidur
5. heuralgia
6. Lumpuh
Gejala-gejala ini bergantung pada sarang radang di otak (lihat hal 280-285 dari a-d (a-c)) (Buku Ilmu Penyakit).

Patologi
Hasil bedah jenasah pada penderita yang menderita serangan akut menunjukkan terjadinya endema yang difus dan kongesti vaskuler dari selaput otak dan jaringan otak. Selain itu pada infeksi yang berat akan dijumpai pula petekia, pada selaput otak disertai dengan meningkatnya jumlah cairan serebrospinal meskipun warnanya tetap jernih. Perubahan yang khas pada JE adalah terjadinya degenerasi neuron terutama pada substansi nigra, thalamus, basal nucleus, serebelum dan korna anterior medulla spinalis serta korteks serebelum. Juga di serebelum akan dijumpai kerusakan sel-sel puekinye. Pada system retikula-endotel didapatkan hiperplasma dari sel-sel hati. Limpa dan sel linfa.

Gambaran Klinik
Masa Inkubasi
Masa inkubasi sukar ditentukan, mungkin berlangsung antara 5-15 hari.

Perjalanan Penyakit :
Dibagi 3 stadium :
1. Stadium Prodromal
Yaitu waktu yang berlangsung sebelum timbulnya gejala-gejala akibat gangguan pada susunan saraf pusat. Penyakit yang timbul dengan mendadak ini selalu diawali dengan demam kemudian diikuti oleh sakit kepala yang berat, malaise dan kekakuan serta kerap kali disertai dengan mual-mual dan muntah. Stadium prodromal berlangsung antara 1 sampai 14 hari tetapi pad umumya kurang dari 6 hari

2. Stadium ensefalitis akut
Pada stadium ini telah tampak tanda-tanda yang spesifik penting :
a. Tanda-tanda neurologis
b. Panas tinggi terus menerus sampai lebih dari 400C
c. Bradikardi yang relatif
d. Wajah tampak datar, dull, seperti topeng

3. Stadium akhir dengan sequelae
Pada saat keradangan menghilang, suhu badan dan hematokrit menjadi normal, stadium ketiga ini dimulai.tanda-tanda neurologis dapat menetap atau membaik. Bila stadium ensefalitis berlangsung lama, maka penyebuhan berjalan lambat. Sequele yang sering dijumpai adalah gangguan mental, emosi tidak stabil, perubahan kepribadian, dan paralysis motor neuron.prognosis menjadi lebih buruk jika demam berlangsung lama, terjadi gangguan jalan nafas, kejang berulang dan lama, terjadi albuminaria berat dan kadar protein cairan serebbrospunal meningkat. Angka kematian berkisar antara 20-58% akibat edema paru. Bila penderita mendapatkan perawatan yang sangat baik, penderita dapat sembuh sempurna terhadap sequele.

Diagnosis
Diagnosis JE ditegakkan atas dasar gejala-gejala klinis yang didukung oleh hasil pemeriksaan laboratorium yaitu :
1. Gejala-gejala Klinis
• Panas tinggi dan terus menerus > 400C
• Sakit kepala yang berat terutama di dahi atau diseluruh kepala.
• Terdapat gangguan kesadaran samapi koma.
• Kejang-kejang dengangerakan klonik dan pada anak dapat timbul kejang umum.
• Terdapat gerakan-gerakan yang abnormal.
• Kaku kuduk kerap dijumpai.
• Tanda kernig positif
2. Pemeriksaaan Laboratorium
• Lekositosis darah antara 10.000-35.000/mm dengan neutrofil 50-90%
• Cairan serebiospinal menunjukkan pleositosis dan peningkatan kadar protein.
Diagnosis Pembanding
• Meningitis Tuberkulosa.
• Malaria serebral
• Penyakit virus lainnya : rabies, poliomyelitis, campak, herpes, parotitis dan penyakit oleh arbovirus lainnya yang menimbulkan ensefalopati.
• reye’s syndrome
• Ensefalopati akibat keracunan.
Pengobatan
1. Perawatan yang baik banyak menurunan angka kematian
2. Obat-obatan diberikan sesuai dengan gejala yang timbul pad masing-masing stadium.
• Anti Konvulsan : Diazepam 0,3 mg/kg berat badan intravena atau fenobarbital 10% intramaskuler dengan dosis 0,5 cc sampai 1 cc.
• Antipiretika : diberikan per oral atau per rectal aspirin. Dapat dibantu dengan kompres dingin
• Cairan Elektrolit, Infus dengan glukosa 5% dalam larutan garam faali
• Suntkan IV glukosa hipertonis, mannitol atau dekstran untuk mencegah edema cerebral.
• Oksigen : diberikan bila ada tanda-tanda hipoksia. Jalan nafas hendaknya selalau dibersihkan untuk mencegah pneumonia.
• Antobiotik : untuk mencegah infeksi sekunder pada paru dan saluran kemih.
Rehabilitasi
Untuk mengembalikan fungsi otot-otot ygterganggu akibat terjadinya sequele neurologis perlu dilakukan rehabilitasi yang bisa dikerjakan di rumah penderita.

Pencegahan
Tindakan pencegahan dilakukan baik terhadap vektornya, sumber penularan (babi), manusia dan lingkungan hidup.
1. Terhadap vector (Nyamuk)
• Insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa maupun larvanya.
• Mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu atau repellent
2. Terhadap Sumber penularan (Babi)
• vaksinasi babi muda
• Kandang babi sebaiknya bebas nyamuk dengan disemprot insektisida atau diberi kawat kasa. Peternakan babi harus jauh dari pemukiman penduduk.
3. Terhadap Manusia
Vaksinasi merupakan tindakan yang sebaiknya dulakukan satu bulan sebelum masa penularan, dan ditujukan kapda orang-orang yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan infeksi virus ini, misalnya karyawan peternakan babi. Vaksinasi tidak diberikan pada bayi berumur <>
• Isolasi virus dengan inokulasi intrasereberal pada tikus atau biakanpada kultur sel.
• Pemeriksan adanya antigen virus dengan FAT ( Fluorescent Antibody Tehnic) terhadap jaringan otak dan CFT (Complement Fixation Test)
• Pemeriksaan antobodi terhadap virus JE, misalnya tes HI (Haemaglutination Inhibitions) atau tes neutralisasi pada tikus yang lebih spesifik dari pad tes HI.

Refferensi dari: http://bascommetro.blogspot.com/2009/11/encephalitis-radang-otak.html

Meningitis meningokokus (Meningokok)
Penyakit radang selaput otak (meningitis) disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis (meningokokus). Cara penularannya melalui udara, batuk, bersin dari orang yang telah terinfeksi bakteri, atau kontak dengan sekret pernapasan (minum dari gelas yang sama). Gejala penyakitnya berupa demam, sakit kepala, dan tidak enak badan. Penyakit ini lebih sering terdapat di Afrika dan agak jarang dijumpai di Indonesia.